Selamat membaca
Januari 2015
semoga bermanfaat

judul widget leftbar

Label

Diberdayakan oleh Blogger.

Aku dan Sebuah Cerita

"Kisah Teladan dari Negeri China"

Anak Teladan dari Negeri China
Sebuah cerita dari negeri Tirai Bambu yang sangat mengharukan aku temukan saat menjelajah dunia maya. Ada sebuah artikel yang berjudul "Zhang Da, Anak Teladan dari Negeri China". Aku pun tertarik untuk membacanya, setelah membaca kisah itu hatiku pun turut berduka atas keteladaan seorang bocah 10 tahun kepada ayahnya. Kisah ini aku ceritakan kepada teman-teman berharap bisa membuka pintu hati kita untuk berbakti kepada orang tua dan bisa hidup mandiri.

Al kisah di provinsi Zheijiang negara China ada seorang bocah 10 tahun bernama Zhang Da ditinggalkan oleh ibunya karena tidak sanggup lagi untuk hidup bersama suaminya lantaran tidak bekerja, sakit-sakitan dan tidak bisa jalan. Sejak saat itu Zhang Da hidup dengan seorang ayah yang harus menanggung beban hidup dirinya dan ayahnya.

Kondisi itu memaksa Zhang Da untuk menanggung tanggung jawab yang sangat berat. Selain harus bersekolah, Zhang Da juga harus mencari makan untuk terus bertahan hidup. Dia juga harus emikirkan obat-obatan untuk ayahnya yang sakit-sakitan.

Zhang Da adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Namun yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa dia tidak pernah menyerah. Hidup adalah kenyataan, hidup harus terus berjalan tanpa perlu melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggung jawab untuk meneruskan kehidupannya dan ayahnya. Demikian yang dikatakan Zhang Da.

Semenjak ditingalkan ibunya, Zhang Da mulai berjuang dengan bekerja sebagai kuli. Setelah pulang sekolah dia harus bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar agar memperoleh upah untuk membeli beras dan obat-obatan ayahnya.

Zhang Da juga tak pernah putus semangat untuk meneruskan sekolahnya meski setiap kali dia berngkat dan pulang dengan melewati hutan kecil. Dari perjalanan itulah dia mulai makan daun-daunan, biji-bijian dan buah-buahan yang dia temui di hutan. Hidup seperti ini dia jalani selama lima tahun dengan terus merawat ayahnya yang sakit-sakitan. Dia menggendong ayahnya ketika ke WC, menyeka dan memandikan ayahnya menyuapinya makan dan meminumkan obat untuk ayahnya.

Zhang Da tak seperti teman-temannya di sekolah yang bisa mendapatkan keinginan dari orang tuanya, bahkan dia harus membelikan obat-obatan mahal demi kesemuhan ayahnya. Sementara toko obat yang harus dia berada cukup jauh dari tempat tinggalnya. Zhang Da pun berpikir bagaimana untuk mengatasi semua itu. Sejak itulah dia mulai belajar obat-obatan tentang obat-obatan melalui buku bekas yang dia beli. Yang membuatnya semakin luar biasa adalah dia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi suntikan kepada pasiennya. Setelah merasa mampu, dia nekad untuk menyuntik ayahnya sendiri. Pekerjaan menyuntik ayahnya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun hingga dia berusia 15 tahun. Zhang Da pun akhirnya terampil dan ahli menyuntik.

Perjuangan Zhang Da kemudian menjadi buah bibir masyarakat sekitar hingga pemerintah China pun mendengar dan penasaran dengan kehidupan Zhang Da. Kemudian Zhang Da dipanggil dalam suatu acara dan dianugerahi sebuah penghargaan dari pemerintah.Dalam penganugerahan penghargaan itu hadir tokoh pemerintah, pengusaha, artis dan orang-orang yang terkenal. Saat MC acara bertanya kepada Zhang Da, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah dimana, dan apa yang kamu rindukan terjadi dalam hidupmu ? berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah ? Mau kuliah dimana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam – idamkan sebut saja, disini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televise, mereka bisa membantumu!”

Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa apa. MC kembali berkata kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu.”

Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar dia pun menjawab, “Aku mau ibu kembali. Ibu kembalilah ke rumah, aku bisa membantu ayah, aku bisa membantu ayah, aku bisa cari makan sendiri, Ibu kembalilah!” demikian Zhang Da berbicara dengan suara yang keras dan penuh harap.

Saat itu juga banyak pemirsa yang terharu mendengar jawaban Zhang Da, dan meneteskan air mata. Dia tidak minta kemudahan untuk pengobatan ayahnya, dia tidak minta uang yang cukup untuk meringankan hidupnya, dia pun tidak minta rumah mewah di kota dan materi lainnya. Tetapi Zhang Da hanya menginginkan agar ibunya kembali bersama ayahnya dan dirinya. Subhanallah..

Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa di antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006, pemerintah China, di provinsi Jiangxu, kota Nanjing, yang kemudian disiarkan secara nasional ke seluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada sepuluh orang luar biasa, salah satunya Zhang Da.

Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita untuk terus melawan kerasnya kehidupan. Jangan pernah menyerah dan berputus asa saat kita kehilangan seseorang yang kita sayang. Karena Allah SWT tahu apa yang terbaik untuk kita.

"Hidup adalah Kenyataan"

meratapi kehidupan
Hidup itu terkadang tak seperti apa yang kita harapkan dan kita impikan, hingga akhirnya tidak jarang kita untuk menyalahkan segala hal yang telah terjadi atau bahkan mempertanyakan '' mengapa ini terjadi ???''. Bahkan terlintas di fikiran kita untuk segera mengakhiri hidup ini tanpa harus berfikir panjang lagi.

Warna kehidupan yang menjadi pelangi  yang sangat indah, jika kita bisa belajar dari semuanya yang telah terjadi baik yang kita lakukan bahkan dari kesalahan yang orang lain juga lakukan, kita semua hidup dalam ketergantungan, dari waktu kewaktu serta dari hari kehari.

Kehidupan kita berjalan seperti roda yang berputar, kadang kita di atas terkadang kita di bawah, jika kita selalu bersyukur dalam segala keadaan akan membuat kita untuk merasa bahagia, tenang dan tidak akan menyalahkan siapapun dalam menjalani masalah yang sedang terjadi.

Terjatu ''sekali'' itu merupakan proses kehidupan yang harus aku lalui untuk menaklukan hidup, kembali bersyukur segala yang ada, mensyukuri segala yang terjadi karena itu bertanda Allah masi mempercayai kita untuk mengenai suatu masalah, jika semua manusia di dunia ini tidak mempunyai masalah, atau kesulitan dalam mencapai sesuatu yang di inginkan dalam kehidupan, maka mungkin mereka berada jauh di atas kita.

Diriku sendiri masi tidak mempercayai semuanya, ayah nenek kini tiada hatiku ini masih tidak bisa menerima kenyataan, bila berada jauh sedikit saja dari mereka aku mencarinya, tapi kini mereka benar-benar jauh dariku, aku sangat kehilangannya, aku biasa menjalani hari-hari indahku bersama mereka tapi kini mereka sudah tak menemaniku, kini aku sendiri betapa sakitnya hatiku betapa kehilanganya diriku.

Hari hariku penuh dengan kerinduan. Penuh dengan air mata.
Kerinduan yang selalu menyelimuti hari-hariku. Kenyataan yang belum bisa aku terima, masih berat untuk aku akui.

"Perjuangan Seorang Ayah"

orang garap sawah
Ayahku adalah sosok orang yang rajin dan semangat untuk mencari nafkah, semua pekerjaan iya lakoni dengan penuh semangat agar kebutuhan rumah tangga dan anak-anak nya bisa tercukupi.

Walau panas terik matahari membuat keringatnya bertetesan, dan hujan membuat  Ayah basah kedinginan tapi ayah selalu  semangat untuk mengerjakannya.

Ayah tak pernah berputus asa. Ayah selalu berusaha untuk anak-anaknya, agar kelak anaknya bisa menjadi orang yang sukses bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak.

Pada saat itu entah apa yang terjadi ayah hilang kesadaran (lupa diri).  Ayah tak mengenal siapapun. Ayah hanya bisa memanggil ku dengan sebutan '' ito''. Saat ku panggil panggil ayah, namun ayah hanya tidur, tidur dan tidur, aku berdoa sambil menangis berharap ayah kembali seperti dulu lagi. Doa ku telah di dengar Allah.

Sehabis pulang mengaji aku selalu melihat ayah merintih kesakitan karna penyakitnya. Seringkali Ayah memijat punggung nya sendiri dengan tongkat miliknya. Bila aku ingat semua itu aku menangis lagi.

Pada saat itu aku inggin cepat besar, agar aku bisa membantu ayah, kini harapan telah sirna, cita-cita ku untuk memberangkatkan haji ayah telah padam, karena ayah kini telah pergi untuk selamanya.

"Ayahku Inspirasiku"

ayah dan anak
Ayahku adalah seorang penyayang, tak hanya untuk keluarga dan anak-anaknya, tetapi juga kepada semua orang. Kasih sayang yang dia berikan kepada anak-anaknya melebihi dari apa yang dia punya. Ayahku juga terkenal sebagai seorang yang murah senyum, baik dan tak pernah memandang sebelah mata terhadap orang lain. Tak memandang derajat dan status, di matanya semuanya sama sehingga tak harus pilih-pilih untuk berbuat baik.

Ayah adalah pemimpin yang kuat dan tegar, meski punya masalah atau bahkan tidak punya uang yang diberikan untuk saku anaknya, tak pernah dia mengeluh. Bahkan senyum  ceria wajahnya selalu nampak didepan anak-anaknya.

Ayahku memang bukan orang yang berpendidikan formal, tapi ayah tahu mana yang hak dan mana yang batil. Dia tak pernah berputus asa berusaha agar anak-anaknya menjadi lebih baik darinya. Doanya pun tak pernah terputus saat tangannya bertengadah menghadap Sang Kuasa.

Kini, ayah telah dipanggil Penciptanya, jauh dari keluarga, jauh dari dunia yang penuh fana. Namun, ayah tetap menjadi inspirasiku untuk tekun beribadah dan menjadi orang yang berguna bagi sesama.

Paling Populer

Tes Paragraf

Judul widget rightbar

Template Oleh trikmudahseo